MAHASISWA UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

Sabtu, 16 Mei 2015

Mekanisasi Pertanian

Universitas HKBP Nommensen



                                                     BAB I
                                           PENDAHULUAN

Alat dan Mesin Pertanian
               Peningkatan teknologi tepat guna sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi pertanian. Petani sebagai tulang punggung pertanian Indonesia tentu tidak membutuhkan teknologi super- canggih, melainkan sederhana, murah, dan efisien. Keadaan saat ini menunjukkan, kemampuan petani untuk mengakses teknologi, seperti alat dan mesin pertanian (alsintan) seperti traktor (roda dua dan empat), pompa air, transplanter (alat tanam padi), dryer (pengering), dan alat perbengkelan, masih terbatas. Di sisi lain, tuntutan penggunaan alsintan juga dibutuhkan di tengah kekurangan tenaga kerja pedesaan, yang kini makin banyak meninggalkan dunia pertanian. Orang-orang muda pedesaan lebih memilih memakai seragam pabrik manufaktur ketimbang menggarap sawah belepotan lumpur di bawah terik sinar matahari, sementara ternak kerbau dan sapi yang dulu biasa untuk membajak sawah, kian menyusut jumlahnya.
                Teknologi tentu membutuhkan biaya, sementara petani tidak mampu menjangkau dengan harga yang mahal. Jangankan alsintan, sarana-sarana yang paling mendasar (pupuk, benih, insektisida, dll) pun petani masih berpikir untuk menggunakannya. Banjirnya alsintan impor, seperti dari Cina, menyebabkan petani hanya menjadi konsumen. Padahal, spesifikasi dan standardisasi alsintan impor belum tentu sesuai dengan kebutuhan di Indonesia. Peran alsintan dalam pengembangan agribisnis pertanian bukan sebatas proses budi daya dan pascapanen, tapi juga bagi upaya pengembangan proses hasil panen menjadi aneka produk pangan tambahan. Dalam kolom ini pernah dibahas bahwa kehilangan pascapanen tanaman padi mencapai 20,51 persen dari total potensi panen yang ada. Itu berarti setara dengan 10 juta ton gabah kering panen dengan nilai sekitar Rp 15 triliun hingga Rp 20 triliun. Sebagai perbandingan saja, angka kehilangan pascapanen padi di Jepang hanya mencapai tiga hingga lima persen.
               Petani sebenarnya mampu memproduksi dan memodifikasi alsintan sederhana dan tepat guna tapi tidak ada dukungan berarti. Mekanisasi pertanian masih diadang oleh keterbatasan akses dan permodalan petani dalam pengadaan alsintan yang tergolong mahal. Tak heran jumlah alsintan yang dioperasionalkan dalam budi daya maupun pascapanen agribisnis belum sepadan dengan kebutuhan. Untuk tahun 2001, data Deptan menunjukkan kebutuhan alsintan di Indonesia masih cukup tinggi, yakni 164.201 unit untuk traktor roda dua, 106.965 unit untuk pompa air, 107.193 unit untuk transplanter, 13.039 unit untuk pengering dan 113.457 unit untuk perontok. Sedangkan tingkat pertumbuhan pemakaian traktor saja mencapai 18 persen yang didominasi penggunaan traktor kecil. Tingginya kebutuhan alsintan ini sebagian besar dipenuhi dari impor tanpa bea masuk (BM) dan hanya melalui pengujian seadanya. Selama ini, banyak alsintan impor yang masuk ke Indonesia hanya melalui pengujian tanpa dilakukan seleksi standardisasi. Spesifikasi yang berbeda ini menyebabkan efisiensi dan kualitas produksi yang diharapkan sering tidak tercapai. Tidak Terjangkau.Alsintan impor umumnya tidak terjangkau petani karena mahal sehingga perlu dimodifikasi secara manual sesuai kebutuhan petani atau industri kecil. Sedangkan untuk kesesuaian lokasi, sarana alsintan impor pun sedikit sekali yang benar-benar cocok untuk berbagai tipe lokasi di Indonesia. Tidak ada data spesifik, tetapi di kalangan petani  saat ini banyak ditemui jangkrik yang dirakit antara mesin alsintan impor dengan kerangka (bodi) buatan dalam negeri. Langkah mengaktifkan kelompok-kelompok usaha pelayanan jasa alsintan (UPJA) masih dibutuhkan untuk operasi alsintan sesuai kebutuhan lapangan dan membantu meringankan biaya petani.
               Alternatif lain untuk memudahkan petani dengan sistem sewa alsintan ternyata belum berjalan efektif. Padahal, dengan sistem itu petani baik sendiri maupun berkelompok dapat memanfaatkan alsintan untuk meringankan biaya tanpa harus memilikinya. Bahkan, berbagai skema kredit lunak bagi petani untuk pembelian alsintan pun tidak disiapkan secara matang. Tantangan kini pun bertambah. Industri alsintan sebagaimana manufaktur dalam negeri memasuki era persaingan global.
               Kebijakan pemerintah tentu tidak semata memudahkan akses alsintan bagi petani tetapi mendorong industri alsintan dalam negeri.Proteksi merupakan salah satu cara untuk melindungi industri dalam negeri sehingga mampu memenuhi kebutuhan jangka panjang. Pada tataran ini akan menjadi dilematis karena pihak-pihak terkait melihatnya dalam perspektif berbeda. Proteksi, seperti mengenakan tarif BM, hanya efektif dalam kurun waktu tertentu. Di sisi lain membuka impor selebar-lebarnya maka beban biaya dapat dikurangi. Ini membutuhkan kajian yang lebih mendalam.Beberapa waktu lalu, Depperindag berencana mengenakan tarif BM impor alsintan sekitar 15 persen. Rencana tersebut seiring dengan penyelarasan kebijakan industri hulu dan hilir dalam impor baja. Indonesia masih mengenakan tarif yang rendah dibandingkan dengan Filipina dan Laos. Filipina mengenakan tarif impor traktor sebesar 20 persen dan Laos sebesar lima persen, sedangkan untuk mesin panen, Filipina dengan 3-10 persen dan Laos lima persen. Padahal, Indonesia membebaskan BM untuk mesin panen, sedangkan traktor sebesar lima persen.
BAB II
MESIN TRAKTOR

A.   Traktor

Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk keperluan traksi tinggi pada kecepatan rendah, atau untuk menarik trailer atau instrumen yang digunakan dalam pertanian atau konstruksi. Istilah ini umum digunakan untuk mendefinisikan suatu jenis kendaraan untuk pertanian. Instrumen pertanian umumnya digerakkan dengan menggunakan kendaraan ini, ditarik ataupun didorong, dan menjadi sumber utama mekanisasi pertanian. Istilah umum lainnya, "unit traktor", yang mendefinisikan kendaraan truk semi-trailer.
Kata traktor diambil dari bahasa Latin, trahere yang berarti "menarik". Ada juga yang mengatakan traktor merupakan gabungan dari kata traction motor, yaitu motor yang menarik. Awalnya dipakai untuk mempersingkat penjelasan "suatu mesin atau kendaraan yang menarik gerbong atau bajak, untuk menggantikan istilah "mesin penarik" (traction engine).Di Inggris, Irlandia, Australia, India, Spanyol, Argentina, dan Jerman, kata "traktor" umumnya berarti "traktor pertanian", dan penggunaan kata traktor yang merujuk pada jenis kendaraan lain sangat jarang. Di Kanada dan Amerika Serikat, kata "traktor" juga berarti truk semi-trailer.Instrumen pertanian bermesin pertama adalah mesin portabel di tahun 1800an, yaitu mesin uap yang bisa digunakan untuk mengendalikan instrumen mekanis pertanian. Sekitar tahun 1850, mesin penarik dikembangkan dari mesin tersebut, dan digunakan secara luas di pertanian. Traktor pertama adalah mesin bajak bermesin uap.
Traktor bisa diklasifikasikan sebagai two wheel drive, four wheel drive, atau track tractor. Traktor, kecuali track tractor umumnya memiliki 4 roda dengan dua roda yang lebih besar di belakang atau keempat roda sama besar. Track tractor memiliki penggerak seperti tank yang membuatnya mampu bergerak di berbagai medan. Karena traksinya yang sangat hebat, track tractor menjadi populer di California pada tahun 1930an.Traktor pada awalnya menggunakan mesin uap. Pada awal abad ke 20, mesin pembakaran dalam menjadi pilihan utama sumber tenaga traktor. Antara tahun 1900 hingga 1960, bensin menjadi bahan bakar utama, dan minyak tanah dan etanol sebagai alternatif bahan bakar. Dieselisasi mencapai puncaknya pada tahun 1960, dan traktor pertanian modern umumnya menggunakan mesin diesel yang memiliki output power antara 18 hingga 575 tenaga kuda (15-480 kW).
Kebanyakan traktor tua memakai transmisi manual. Traktor jenis ini memiliki beberapa rasio kecepatan, umumnya 3 hingga 6. Kecepatan rendah umumnya dipakai di lahan pertanian sedangkan kecepatan tinggi umumnya dipakai di jalan.Tenaga yang diproduksi oleh mesin harus ditransmisikan ke peralatan yang diimplementasikan ke traktor untuk melakukan pekerjaan yang dibutuhkan (menanam, memanen, membajak, dan sebagainya). Hal ini bisa dicapai dengan drawbar atau sistem sambungan.
Traktor bisa diklasifikasikan sebagai two wheel drive, four wheel drive, atau track tractor. Traktor, kecuali track tractor umumnya memiliki 4 roda dengan dua roda yang lebih besar di belakang atau keempat roda sama besar. Track tractor memiliki penggerak seperti tank yang membuatnya mampu bergerak di berbagai medan. Karena traksinya yang sangat hebat, track tractor menjadi populer di California pada tahun 1930an.Traktor pada awalnya menggunakan mesin uap. Pada awal abad ke 20, mesin pembakaran dalam menjadi pilihan utama sumber tenaga traktor. Antara tahun 1900 hingga 1960, bensin menjadi bahan bakar utama, dan minyak tanah dan etanol sebagai alternatif bahan bakar. Dieselisasi mencapai puncaknya pada tahun 1960, dan traktor pertanian modern umumnya menggunakan mesin diesel yang memiliki output power antara 18 hingga 575 tenaga kuda (15-480 kW).
Kebanyakan traktor tua memakai transmisi manual. Traktor jenis ini memiliki beberapa rasio kecepatan, umumnya 3 hingga 6. Kecepatan rendah umumnya dipakai di lahan pertanian sedangkan kecepatan tinggi umumnya dipakai di jalan.Tenaga yang diproduksi oleh mesin harus ditransmisikan ke peralatan yang diimplementasikan ke traktor untuk melakukan pekerjaan yang dibutuhkan (menanam, memanen, membajak, dan sebagainya). Hal ini bisa dicapai dengan drawbar atau sistem sambungan.

B.     Klasifikasi traktor

Klasifikasi traktor berdasarkan fungsinya:
  • Crawler tractor, yaitu traktor dengan roda rantai
  • Standard row crop, umum digunakan di berbagai perkebunan
  • High clearance, traktor dengan jarak antara badan traktor dan tanah (ground clearance) yang tinggi, cocok untuk perkebunan sayuran atau perawatan tunas
  • Orchard, traktor yang digunakan di wilayah perkebunan pepohonan yang besar, ukurannya cukup ramping dan mudah membelok
  • Multipurpose, dapat digunakan untuk berbagai keperluan
  • Lawn and garden, untuk kebun
  • Tree skidder, digunakan untuk menarik kayu yang baru ditebang
  • Skid steer loader, memiliki loader di depannya
  • Four wheel drive with front steering wheel, traktor 4WD yang roda depannya lebih kecil dari roda belakang. Traktor tipe ini memiliki traksi yang besar sehingga memiliki tarikan yang kuat.
  • Four wheel drive with equal sized wheel and articulated steel framing. Roda depan dan belakang traktor ini sama besarnya, bisa digunakan untuk lahan yang berat.
Klasifikasi berdasarkan daya penggeraknya:
  • Traktor mikro, <17 tenaga kuda (horsepower)
  • Traktor mini, 17-29 hp
  • Traktor sedang, 29-60 hp
  • Traktor besar, 60-107 hp
  • Traktor sangat besar, >107 hp
1 hp = 745.65 W
Klasifikasi berdasarkan alat traksi:
  • Crawler traktor, yaitu traktor yang penggeraknya berupa roda rantai. Roda rantai yaitu tipe penggerak yang berupa sabuk atau rantai panjang dan lebar yang kedua ujungnya saling terhubung dan digerakkan dengan banyak roda gigi di dalamnya. Contoh umum kendaraan dengan penggerak rantai adalah tank dan buldozer. Traktor tipe ini bisa digunakan pada tanah yang kering dan berpasir atau tanah bersalju di mana roda biasa memiliki risiko untuk selip. Bahan yang digunakan untuk membuat sabuk atau rantai biasanya berupa baja atau karet. Yang saat ini umum digunakan adalah yang terbuat dari karet, karena memiliki elastisitas yang cukup sehingga menngurangi terjadinya pemadatan tanah.
  • Wheel tractor, yaitu traktor yang digerakkan dengan roda yang berbentuk bulat yang umumnya terbuat dari karet. Ini adalah tipe traktor yang paling umum digunakan. Ukuran roda dapat bervariasi tergantung keperluan dan posisi roda, namun umumnya besar dan lebar untuk mencegah terjadinya pemadatan tanah karena besarnya tekanan roda terhadap tanah. Untuk penggunaan di lahan basah seperti persawahan, roda yang digunakan umumnya roda sangkar (cage wheel) untuk memungkinkan terjadinya traksi.
  • Half track tractor, yaitu traktor yang bisa digerakkan dengan roda maupun roda rantai sesuai keperluan.
Konstruksi utama traktor yaitu:
Roda traktor bisa diberi pemberat untuk memperbesar traksi. Traktor juga diberi pemberat pada bagian depannya untuk menyeimbangkan traktor, terutama setelah dipasangkan implemen.

C.   Mesin

Mesin traktor berupa mesin diesel dengan satu silinder (untuk traktor roda dua) atau banyak silinder (untuk traktor roda empat), dengan konfigurasi silinder in line maupun V type. Penggunaan mesin diesel karena untuk keluaran daya yang sama, mesin diesel mengkonsumsi bahan bakar lebih sedikit dibandingkan mesin bensin. Tipe pendistribusian bahan bakar yang umum adalah in line injection pump atau dengan menggunakan distributor. Traktor modern umumnya dilengkapi turbocharger. Tipe pendingin yang digunakan di wilayah beriklim sedang umumnya adalah berpendingin udara yang dilengkapi dengan kipas yang tenaganya bersumber dari putaran poros mesin. Hal ini dimungkinkan karena temperatur udara di sana cukup untuk mendinginkan mesin. Untuk wilayah beriklim tropis, pendingin yang digunakan adalah bertipe radiator, karena udara di wilayah beriklim tropis cukup panas dan tidak cukup untuk mendinginkan mesin diesel.

Sistem penyaluran tenaga                                             Sistem transmisi traktor roda empat

                            

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/f/fe/Sistem_transmisi_traktor.jpg/250px-Sistem_transmisi_traktor.jpg        http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/8/87/Efisiensi_penyaluran_daya_pada_traktor.jpg/250px-Efisiensi_penyaluran_daya_pada_traktor.jpg


http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png
D.   Efisiensi penyaluran daya pada traktor 
Fungsi sistem penyaluran tenaga adalah untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke roda, poros PTO, pompa hidrolik untuk menggerakan three point hitch, dan lain-lain pada berbagai tingkat putaran. Sistem transmisi traktor dilengkapi dengan diferential gear dan diferential lock. Diferential gear adalah roda gigi yang menjadikan kedua sisi roda (kanan dan kiri) berputar dengan kecepatan yang berbeda. Hal ini dimungkinkan untuk kemudahan berbelok; jika ingin berbelok ke kanan, maka roda sebelah kanan akan berputar dengan kecepatan lebih rendah dari roda seelah kiri, begitu pula sebaliknya. Sedangkan diferential lock adalah alat yang menjadikan kedua sisi roda berputar secara bersamaan bila salah satu roda mengalami selip. Untuk kebutuhan kendali dan memudahkan berbelok, umumnya kedua sisi roda tidak berputar secara bersamaan.

 Titik gandeng (hitch point)

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/3/33/Bagian_belakang_traktor.jpg/250px-Bagian_belakang_traktor.jpg
http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png
Bagian belakang traktor. Perhatikan adanya three point hitch, drawbar, dan PTO shaft
Titik gandeng yaitu titik yang menggandengkan implemen atau trailer dengan traktor. Ada dua tipe titik gandeng yaitu tipe drawbar dan tipe three hitch point. Fungsi titik gandeng
  • menyalurkan gaya dari traktor-implemen
  • mengatur pergerakan dan posisi relatif antara traktor dan implemen
  • mempermudah pertukaran implemen
Tipe drawbar hanya digunakan untuk menarik trailer. Sedangkan tipe three point hitch digunakan untuk menarik implemen yang memiliki sambungan sebanyak tiga buah yang sesuai dengan tipe sambungan three point hitch. Umumnya tipe sambungan three point hitch lebih stabil namun kaku dan tidak fleksibel letika membelok sehingga implemen yang tersambung perlu diangkat untuk sementara ketika traktor membelok.
Bagian-bagian three point hitch terdiri dari top link dan dua lower link. Lower link terhubung dengan sistem hidrolik yang memungkinkan lower link bergerak dan mengangkat implemen ketika tidak digunakan. Power take off (PTO) shaft, yaitu poros yang berguna untuk menyalurkan daya mesin keluar dari traktor. Umumnya, poros PTO keluar dari ujung belakang traktor. Manfaat poros PTO ini sangat bervariasi, diantaranya memberikan tenaga untuk implemen yang ditarik hingga menggerakkan mesin bor. Kecepatan PTO yang umum digunakan adalah 540 RPM dan 1000 RPM.

 Aplikasi dan variasi penggunaan traktor

Secara garis besar, manfaat traktor roda empat yaitu:
  • Menarik dan menggerakkan alat pengolah tanah
  • Menarik mesin penanam (transplanter)
  • Menarik mesin pemupuk
  • Menarik mesin penyemprot, boom sprayer, dsb
  • Menarik trailer
  • Penggerak mesin lainnya
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/3/3d/Implemen_traktor.jpg/250px-Implemen_traktor.jpg
http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png
Salah satu tipe implemen traktor
Yang harus diperhatikan dalam memilih traktor yaitu:
  • Pekerjaan apa yang ingin dilakukan
  • Tipe implemen apa yang ingin digunakan
  • Jenis lahan yang akan dilalui (lahan kering, sawah, hutan, padang rumput, semak-semak, dsb)
  • Jam kerja pertahun
  • Luas lahan yang digarap
Semua faktor di atas mempengaruhi kinerja traktor, hasil, dan biaya. Traktor dengan roda rantai tidak bisa digunakan di lahan sawah. Lahan yang sempit sebaiknya digunakan traktor roda dua, karena traktor roda empat memiliki biaya operasional yang tinggi dan hanya cocok digunakan untuk lahan yang luas dengan jam kerja yang banyak.
Yang paling umum adalah penggunaan traktor sebagai alat mekanisasi pertanian. Traktor pertanian digunakan untuk menarik atau mendorong instrumen pertanian atau trailer. Berbagai variasi dan spesialisasi traktor telah dikembangkan, diantaranya yang paling umum adalah instrumen untuk memanen yang umum digunakan di lahan gandum yang luas. Selain untuk memanen, ada juga yang didesain untuk menanam, mengolah dan memperbaiki lahan, atau pengangkut hasil pertanian.
Daya tahan dan kekuatan mesin dari traktor membuatnya sangat pas untuk kebutuhan konstruksi bangunan dan jalan. Traktor bisa dipasangkan dengan lengan penggaruk, dozer blade, backhoe, dan lain sebagainya. Traktor tipe ini umumnya tipe track tractor.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f5/Caterpillar_track_shingle.JPG/300px-Caterpillar_track_shingle.JPG
http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png
Penggerak track tractor. Traktor ini menggunakan penggerak yang mirip konveyor, bukan roda
Penggunaan traktor lainnya adalah sebagai penarik pesawat terbang di bandara, pengangkut kendaraan militer, pengangkut beban berat dalam jumlah besar yang umum terdapat di pertambangan batu bara terbuka, dan lain sebagainya. Yang terbesar adalah traktor pembawa roket peluncur dan pesawat ulang alik yang dimiliki NASA, dan Bagger yang digunakan dalam penambangan batu bara di Jerman.

















DAFTAR PUSTAKA


http://www.google.co.uk/url?sa=t&source=web&cd=10&ved=0CHAQFjAJ&url=http%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FTraktor&rct=j&q=bagian-bagian%20mesin%20traktor&ei=cTkwTZCqPMvKrAegq9z_CA&usg=AFQjCNFkiD_pGZpF4AXqKtD5HqfeXwlOdg&cad=rja





















  

ANALISIS USAHA TANI TERHADAP BIAYA OPERASIONAL PUPUK (TEKNOLOGI PUPUK) BY RIZAL PILTRANS SILABAN



HASIL PENGAMATAN
PRAKTIKUM III : Teknologi Pupuk  dan Bisnis Pertanian
ANALISIS USAHA TANI
1.                  Tanaman Jagung
ANALISA USAHA TANI
KOMODITI JAGUNG HIBRIDA
LUAS 1 ( satu ) HA 
                                            Kelompoktani ;
                                            DESA  SEI MENCIRIM  SUNGGAL

NO
  U R A I A N
Volume
Kg/ltr
Nilai  satuan
      ( Rp )
Jumlah  Nilai
      ( Rp )

I.Biaya Tenaga Kerja
   a.Pengolahan tanah
   b.Tanam
   c.Menyiang 1 x
   d.Memupuk 3 x
   e.Menyemprot 1x
   f. Panen
   g.Biaya angkut hasil dari lahan ke pinggir jaln
   JUMLAH I

II Sarana Produksi
    a. Benih jagung hibrida
    b. Pupuk Urea
    c. Pupuk SP
    d.Pupuk NPK
    e. Gramokson 

        JUMLAH II

III. TOTAL BIAYA

IV NILAI HASIL

V. LABA ( IV-III)

VI. O/I  ratio( IV : III )

VII. IRR (Laba:TC)x100%

1 ha
25 HK
15 HK
  6 HK
  2 HK
 15 HK
  6.500kg




    20 kg
     6 zak
     3 zak
     2 zak
     3 ltr





6.500 kg

     -

     -

 96 %

 750.000,-
   40.000,-
    40.000,-
    40.000,-
    50.000,-
    60.000,-
           50,-




   50.000,-
  105.000,-
  165.000,-
  165.000,-
    55.000,-





2.050,-

    -

    -

 750.000,-
1.000.000,-
   600.000,-
   240.000,-
   100.000,-
   900.000,-
   325.000,-

3.915.000,-


1.000.000,-
   630.000,-
   495.000,-
    330.000,-
    165.000,-

2.620.000,-

6.535.000,-

13.325.000,-

 6.790.000,-

1,96.





                                                                                                              Sei Mencirim 
Diposkan oleh arpan harahap di 06.13
Dimana:
a.      Persentase (%) biaya sarana produksi (saprodi) utama adalah 40,09 %.
Dengan perhitungan:
=  x 100%
=   x 100%
=  40,09 %
b.      Persentase (%) biaya Tenaga kerja utama adalah 59,91 %.
Dengan perhitungan:
=  x 100%
=   x 100%
= 5 9,91%
















2.                  Tanaman Bawang Merah
ANALISA USAHA TANI
KOMODITI BAWANG MERAH
LUAS 1 ( satu )  HA
Di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, 2007.
(Sumber: Sayaka, 2008. Pengembangan Kelembagaan Partnership Dalam Pemasaran Komoditas Pertanian”. Laporan penelitian Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor, tahun 2008).

Dimana:
a.      Persentase (%) biaya sarana produksi (saprodi) utama adalah 75,73 %.
Dengan perhitungan:
=  x 100%
=   x 100 %
= 75,73 %
b.      Persentase (%) biaya Tenaga kerja utama adalah 24,27 %.
Dengan perhitungan:
=  x 100 %
=   x 100 %
= 24,27  %

















3.                  Tanaman Kelapa Sawit (Perkebunan)
ANALISA USAHA TANI
KOMODITI KELAPA SAWIT (PERKEBUNAN)
LUAS 1 ( satu ) HEKTAR
PADA TAHUN I-II 
                                            Kelompok tani ;
                                            DESA  MEKAR JAYA KAB. PELALAWAN

A.       TAHUN KE 1
(By : Anysource
Sumber: http://fapedia.blogspot.com/2013/12/analisa-usaha-budidaya-kelapa-sawit-1.html)

SARANA PRODUKSI
a)      Bibit kelapa sawit       135 tanaman                5,000               Rp. 3,375,000
b)      ZA                               124 Kg                        2,000               Rp. 248,000
c)      SP-36                          124 Kg                        1,800               Rp. 223,200
d)     KCl                             0.8 Kg                                     2,000               Rp. 1,600
e)      Kiseriet                        0.6 Kg                                     2,000               Rp. 1,200
f)       Insektisida                   2 Lt                             75,000             Rp. 150,000
g)      Fungisida                    2 Kg                            75,000             Rp. 150,000
h)      Herbisida                     2 Lt                             90,000             Rp. 180,000
i)        Dodos                                     2 buah                                     45,000             Rp. 90,000
j)        Egrek                           2 buah                                     100,000           Rp. 200,000
k)      Cangkul                       2 buah                                     50,000             Rp. 100,000
l)        Golok                          2 buah                                     35,000             Rp. 70,000
m)    Sabit                            2 buah                                     35,000             Rp. 70,000
n)      Gerobak dorong          1 buah                                     300,000           Rp. 300,000
o)      Ajir                              135 buah                     1000                Rp. 135,000
p)      Tali rapia                     2 gulung                      15,000             Rp. 30,000
JUMLAH SUB TOTAL = Rp. 5.338.200

TENAGA KERJA
a)      Pembukaan lahan                    20 HK                         30000              Rp. 600,000
b)      Pemancangan                          3 HK               30000              Rp. 90,000
c)      Penanaman Tan penutup tanah            7 HK               30000              Rp. 210,000
d)     Pengendalian gulma pada lcc   12 HK                         30000              Rp. 360,000
e)      pembuatan lubang tanam        2 HK               30000              Rp. 60,000
f)       Penanaman                              2 HK               30000              Rp. 60,000
g)      Penyisipan                               1 HK               30000              Rp. 30,000
h)      Pengendalian gulma di piringan 12 HK                       30000              Rp. 360,000
i)        Pengendalian gulma jalan panen 5 HK                        30000              Rp. 150,000
j)        Pengendalian tanaman rambat 2 HK              30000              Rp. 60,000
k)      Ablasi                                      1 HK               30000              Rp. 30,000
l)        Pemupukan                             3 HK               30000              Rp. 90,000
m)    Penggarukan piringan             1 HK               30000              Rp. 30,000
n)      Pengendalian hama                 3 HK               30000              Rp. 90,000
o)      Pengendalian penyakit            3 HK               30000              Rp. 90,000
JUMLAH SUB TOTAL = Rp. 2,310,000
 
JUMLAH TOTAL = Rp. 7,648,200
 Dimana:
a.      Persentase (%) biaya sarana produksi (saprodi) utama adalah 69,79 %.
Dengan perhitungan:
=  x 100%
=   x 100 %
= 69,79 %
b.      Persentase (%) biaya Tenaga kerja utama adalah 30,21 %.
Dengan perhitungan:

=  x 100 %
=   x 100 %
=   30,21 %

B.     TAHUN KE 2
(By : Anysource
Sumber: http://fapedia.blogspot.com/2013/12/analisa-usaha-budidaya-kelapa-sawit-1.html)

SARANA PRODUKSI

a)      ZA                   168 kg             2,000               Rp. 336,000
b)      SP-36              62 kg               800                  Rp. 111,600
c)      KCl                 155 kg             2,000               Rp. 310,000
d)     Kiseriet            93 kg               2,000               Rp. 186,000
e)      Insektisida       2 lt                   75,000             Rp. 150,000
f)       Fungisida        2 kg                 75,000             Rp. 150,000
g)      Herbisida         2 lt                   90,000            Rp. 180,000
JUMLAH SUB TOTAL = Rp. 1,423,600
TENAGA KERJA

a)      Pengendalian gulma pada lcc              12 HK                         30000              Rp. 360,000
b)      Penyisipan                                           1 HK               30000              Rp. 30,000
c)      Pengendalian gulma di piringan          12 HK                         30000              Rp. 360,000
d)     Pengendalian gulma gawangan           5 HK               30000              Rp. 150,000
e)      Pengendalian tanaman rambat            2 HK               30000              Rp. 60,000
f)       Pengendalian gulma di pohon             2 HK               30000              Rp. 60,000
g)      Penggarukan piringan                         1 HK               30000              Rp. 30,000
h)      Ablasi                                                  1 HK               30000              Rp. 30,000
i)        Pemupukan                                         3 HK               30000              Rp. 90,000
j)        Pemantauan hama dan penyakit         1 HK               30000              Rp. 30,000
k)      Pengendalian hama                             3 HK               30000              Rp. 90,000
l)        Pengendalian penyakit                        3 HK               30000              Rp. 90,000
JUMLAH SUB TOTAL = Rp. 1.740.000

JUMLAH TOTAL = Rp. 3.163.600
Dimana:
a.      Persentase (%) biaya sarana produksi (saprodi) utama adalah 44,99 %.
Dengan perhitungan:
=  x 100%
=   x 100 %
= 44,99 %
b.      Persentase (%) biaya Tenaga kerja utama adalah 55,01%.
Dengan perhitungan:
=  x 100 %
=   x 100 %
=   55,01 %




4.                  Tanaman Sayuran (Kacang Panjang)
ANALISA USAHA TANI
KOMODITI TANAMAN KACANG PANJANG (SAYURAN)
LUAS 1 ( satu ) HA
A. Sarana dan Prasarana Produksi
a. Sewa tanah                                      1 hektar           -                       Rp 800.000
b. Peralatan
1) Tangki semprot                         2 buah                         Rp130.000      Rp 260.000
2) Cangkul                                    5 buah                         Rp13.5000      Rp 67.500
3) Sabit                                          5 buah                         Rp4.500          Rp 22.500
4) Keranjang                                 5 buah                         Rp5.000          Rp 25.000
5) Gembor                                     3 buah                         Rp 5.000         Rp 15.000
6) Ember plastik                            4 buah                         Rp 5.000         Rp 20.000
7) Alat pelubang mulsa                 2 buah                         Rp11.000        Rp 22.000
8) Gunting pangkas                       2 buah                         Rp15.000        Rp 30.000
c. Benih kacang panjang                     20 kg               Rp 25.000       Rp 500.000
d. Pupuk :
1) Pupuk kandang                         15 ton              Rp 35.000       Rp 525.000
2) Urea                                          55kg                Rp1.250          Rp 68.750
3) SP 36                                        83kg                Rp 1.800         Rp 149.400
4) KCl                                           92 kg               Rp2.500          Rp 230.000
5) Pupuk fosfo N                          5,5 L                Rp38.000        Rp 209.000
e. Pestisida
1) Curacron 500EC                       6 liter               Rp156.000      Rp 936.000
2) Antracol                                    6kg                  Rp 60.000       Rp 360.000
3) Furadan                                     30kg                Rp8.000          Rp 240.000
TOTAL                                                                                              RP. 4.480.150
B. Tenaga Kerja
a. Pembajakan dg traktor                    1 HA               -                       Rp 200.000
b. Pencangkulan                                  71 HKSP         Rp10.000        Rp 710.000
c. Pembentukan bedeng                      100 HKSP       Rp10.000        Rp 1.000.000
d. Pengapuran tanah                           18 HKSP         Rp10.000        Rp 180.000
e. Pemulukan dasar                             15 HKSP         Rp 10.000       Rp 150.000
f. Perapian bedeng                              30 HKSP         Rp10.000        Rp 300.000
g. Pemasangan mulsa plastik               45HKSP          Rp10.000        Rp 450.000
h. Pelubangan mulsa                           28 hKSP          Rp10.000        Rp 280.000
i. Pemasangan lanjaran                        37 HKSP         Rp10.000        Rp 370.000
j. Penyiangan                                       90HKSP          Rp10.000        Rp 900.000
k. Penyemprotan PPC                         16 HKSP         Rp10.000        Rp 160.000
l. Penyemprotan pestisida                   96HKSP          Rp10.000        Rp 960.000
m. Pemangkasan pucuk                       32 HKSP         Rp10.000        Rp 320.000
n. Panen dan angkut                           128HKSP        Rp10.000        Rp 1.280.000
TOTAL                                                                                              Rp. 7.260.000
TOTAL BIAYA = Rp. 4.480.150 + Rp. 7.260.000 = Rp. 11.740.150
 Diposkan oleh PUTUT di 16.34 (http://anustani.blogspot.com/2007/09/analisis-usaha-tani-kc-panjang.html)
Dimana:
a.      Persentase (%) biaya sarana produksi (saprodi) utama adalah 38,16 %.
Dengan perhitungan:
=  x 100%
=   x 100 %
= 38,16 %
b.      Persentase (%) biaya Tenaga kerja utama adalah 61,83 %.
Dengan perhitungan:
=  x 100 %
=   x 100 %
=   61,83 %