BAB I
PENDAHULUAN
Alat dan Mesin Pertanian
Peningkatan teknologi tepat guna
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi pertanian.
Petani sebagai tulang punggung pertanian Indonesia tentu tidak membutuhkan
teknologi super- canggih, melainkan sederhana, murah, dan efisien. Keadaan saat
ini menunjukkan, kemampuan petani untuk mengakses teknologi, seperti alat dan
mesin pertanian (alsintan) seperti traktor (roda dua dan empat), pompa air,
transplanter (alat tanam padi), dryer (pengering), dan alat perbengkelan, masih
terbatas. Di sisi lain, tuntutan penggunaan alsintan juga dibutuhkan di tengah
kekurangan tenaga kerja pedesaan, yang kini makin banyak meninggalkan dunia
pertanian. Orang-orang muda pedesaan lebih memilih memakai seragam pabrik
manufaktur ketimbang menggarap sawah belepotan lumpur di bawah terik sinar
matahari, sementara ternak kerbau dan sapi yang dulu biasa untuk membajak sawah,
kian menyusut jumlahnya.
Teknologi tentu membutuhkan biaya, sementara
petani tidak mampu menjangkau dengan harga yang mahal. Jangankan alsintan,
sarana-sarana yang paling mendasar (pupuk, benih, insektisida, dll) pun petani
masih berpikir untuk menggunakannya. Banjirnya alsintan impor, seperti dari
Cina, menyebabkan petani hanya menjadi konsumen. Padahal, spesifikasi dan
standardisasi alsintan impor belum tentu sesuai dengan kebutuhan di Indonesia.
Peran alsintan dalam pengembangan agribisnis pertanian bukan sebatas proses
budi daya dan pascapanen, tapi juga bagi upaya pengembangan proses hasil panen
menjadi aneka produk pangan tambahan. Dalam kolom ini pernah dibahas bahwa
kehilangan pascapanen tanaman padi mencapai 20,51 persen dari total potensi panen
yang ada. Itu berarti setara dengan 10 juta ton gabah kering panen dengan nilai
sekitar Rp 15 triliun hingga Rp 20 triliun. Sebagai perbandingan saja, angka
kehilangan pascapanen padi di Jepang hanya mencapai tiga hingga lima persen.
Petani sebenarnya mampu
memproduksi dan memodifikasi alsintan sederhana dan tepat guna tapi tidak ada
dukungan berarti. Mekanisasi pertanian masih diadang oleh keterbatasan akses
dan permodalan petani dalam pengadaan alsintan yang tergolong mahal. Tak heran
jumlah alsintan yang dioperasionalkan dalam budi daya maupun pascapanen
agribisnis belum sepadan dengan kebutuhan. Untuk tahun 2001, data Deptan
menunjukkan kebutuhan alsintan di Indonesia masih cukup tinggi, yakni 164.201
unit untuk traktor roda dua, 106.965 unit untuk pompa air, 107.193 unit untuk
transplanter, 13.039 unit untuk pengering dan 113.457 unit untuk perontok.
Sedangkan tingkat pertumbuhan pemakaian traktor saja mencapai 18 persen yang
didominasi penggunaan traktor kecil. Tingginya kebutuhan alsintan ini sebagian
besar dipenuhi dari impor tanpa bea masuk (BM) dan hanya melalui pengujian
seadanya. Selama ini, banyak alsintan impor yang masuk ke Indonesia hanya
melalui pengujian tanpa dilakukan seleksi standardisasi. Spesifikasi yang
berbeda ini menyebabkan efisiensi dan kualitas produksi yang diharapkan sering
tidak tercapai. Tidak Terjangkau.Alsintan impor umumnya tidak terjangkau petani
karena mahal sehingga perlu dimodifikasi secara manual sesuai kebutuhan petani
atau industri kecil. Sedangkan untuk kesesuaian lokasi, sarana alsintan impor
pun sedikit sekali yang benar-benar cocok untuk berbagai tipe lokasi di
Indonesia. Tidak ada data spesifik, tetapi di kalangan petani saat ini banyak ditemui jangkrik yang dirakit
antara mesin alsintan impor dengan kerangka (bodi) buatan dalam negeri. Langkah
mengaktifkan kelompok-kelompok usaha pelayanan jasa alsintan (UPJA) masih
dibutuhkan untuk operasi alsintan sesuai kebutuhan lapangan dan membantu
meringankan biaya petani.
Alternatif lain untuk memudahkan
petani dengan sistem sewa alsintan ternyata belum berjalan efektif. Padahal,
dengan sistem itu petani baik sendiri maupun berkelompok dapat memanfaatkan
alsintan untuk meringankan biaya tanpa harus memilikinya. Bahkan, berbagai
skema kredit lunak bagi petani untuk pembelian alsintan pun tidak disiapkan
secara matang. Tantangan kini pun bertambah. Industri alsintan sebagaimana
manufaktur dalam negeri memasuki era persaingan global.
Kebijakan pemerintah tentu tidak
semata memudahkan akses alsintan bagi petani tetapi mendorong industri alsintan
dalam negeri.Proteksi merupakan salah satu cara untuk melindungi industri dalam
negeri sehingga mampu memenuhi kebutuhan jangka panjang. Pada tataran ini akan
menjadi dilematis karena pihak-pihak terkait melihatnya dalam perspektif
berbeda. Proteksi, seperti mengenakan tarif BM, hanya efektif dalam kurun waktu
tertentu. Di sisi lain membuka impor selebar-lebarnya maka beban biaya dapat
dikurangi. Ini membutuhkan kajian yang lebih mendalam.Beberapa waktu lalu,
Depperindag berencana mengenakan tarif BM impor alsintan sekitar 15 persen.
Rencana tersebut seiring dengan penyelarasan kebijakan industri hulu dan hilir
dalam impor baja. Indonesia masih mengenakan tarif yang rendah dibandingkan
dengan Filipina dan Laos. Filipina mengenakan tarif impor traktor sebesar 20
persen dan Laos sebesar lima persen, sedangkan untuk mesin panen, Filipina
dengan 3-10 persen dan Laos lima persen. Padahal, Indonesia membebaskan BM
untuk mesin panen, sedangkan traktor sebesar lima persen.
BAB II
MESIN TRAKTOR
A. Traktor
Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk keperluan traksi
tinggi pada kecepatan rendah, atau untuk menarik trailer atau instrumen
yang digunakan dalam pertanian atau konstruksi. Istilah ini umum digunakan
untuk mendefinisikan suatu jenis kendaraan untuk pertanian. Instrumen pertanian
umumnya digerakkan dengan menggunakan kendaraan ini, ditarik ataupun didorong,
dan menjadi sumber utama mekanisasi
pertanian. Istilah umum lainnya, "unit
traktor", yang mendefinisikan kendaraan truk
semi-trailer.
Kata traktor diambil dari bahasa Latin, trahere yang berarti
"menarik". Ada juga yang mengatakan traktor merupakan gabungan dari
kata traction motor, yaitu motor yang menarik. Awalnya dipakai untuk
mempersingkat penjelasan "suatu mesin atau kendaraan yang menarik gerbong atau bajak,
untuk menggantikan istilah "mesin
penarik" (traction engine).Di Inggris, Irlandia,
Australia, India, Spanyol, Argentina, dan Jerman, kata "traktor"
umumnya berarti "traktor pertanian", dan penggunaan kata traktor yang
merujuk pada jenis kendaraan lain sangat jarang. Di Kanada dan Amerika Serikat,
kata "traktor" juga berarti truk semi-trailer.Instrumen pertanian
bermesin pertama adalah mesin
portabel di tahun 1800an, yaitu mesin uap yang bisa digunakan untuk
mengendalikan instrumen mekanis pertanian. Sekitar tahun 1850, mesin penarik
dikembangkan dari mesin tersebut, dan digunakan secara luas di pertanian.
Traktor pertama adalah mesin bajak bermesin uap.
Traktor bisa diklasifikasikan sebagai two wheel drive, four
wheel drive, atau track
tractor. Traktor, kecuali track tractor umumnya memiliki
4 roda dengan dua roda yang lebih besar di belakang atau keempat roda sama
besar. Track tractor memiliki penggerak seperti tank
yang membuatnya mampu bergerak di berbagai medan. Karena traksinya yang sangat
hebat, track tractor menjadi populer di California pada tahun
1930an.Traktor pada awalnya menggunakan mesin uap. Pada awal abad ke 20, mesin
pembakaran dalam menjadi pilihan utama sumber tenaga traktor. Antara
tahun 1900 hingga 1960, bensin menjadi bahan bakar utama, dan minyak tanah dan etanol sebagai alternatif bahan bakar. Dieselisasi
mencapai puncaknya pada tahun 1960, dan traktor pertanian modern umumnya
menggunakan mesin diesel
yang memiliki output power antara 18 hingga 575 tenaga
kuda (15-480 kW).
Kebanyakan traktor tua memakai transmisi manual. Traktor jenis ini
memiliki beberapa rasio kecepatan, umumnya 3 hingga 6. Kecepatan rendah umumnya
dipakai di lahan pertanian sedangkan kecepatan tinggi umumnya dipakai di
jalan.Tenaga yang diproduksi oleh mesin harus ditransmisikan ke peralatan yang
diimplementasikan ke traktor untuk melakukan pekerjaan yang dibutuhkan
(menanam, memanen, membajak, dan sebagainya). Hal ini bisa dicapai dengan drawbar
atau sistem sambungan.
Traktor bisa diklasifikasikan sebagai two wheel drive, four
wheel drive, atau track
tractor. Traktor, kecuali track tractor umumnya memiliki
4 roda dengan dua roda yang lebih besar di belakang atau keempat roda sama
besar. Track tractor memiliki penggerak seperti tank
yang membuatnya mampu bergerak di berbagai medan. Karena traksinya yang sangat
hebat, track tractor menjadi populer di California pada tahun
1930an.Traktor pada awalnya menggunakan mesin uap. Pada awal abad ke 20, mesin pembakaran
dalam menjadi pilihan utama sumber tenaga traktor. Antara tahun 1900
hingga 1960, bensin menjadi bahan bakar utama, dan minyak tanah dan etanol sebagai alternatif bahan bakar. Dieselisasi
mencapai puncaknya pada tahun 1960, dan traktor pertanian modern umumnya
menggunakan mesin diesel
yang memiliki output power antara 18 hingga 575 tenaga
kuda (15-480 kW).
Kebanyakan traktor tua memakai transmisi manual. Traktor jenis ini
memiliki beberapa rasio kecepatan, umumnya 3 hingga 6. Kecepatan rendah umumnya
dipakai di lahan pertanian sedangkan kecepatan tinggi umumnya dipakai di
jalan.Tenaga yang diproduksi oleh mesin harus ditransmisikan ke peralatan yang
diimplementasikan ke traktor untuk melakukan pekerjaan yang dibutuhkan
(menanam, memanen, membajak, dan sebagainya). Hal ini bisa dicapai dengan drawbar
atau sistem sambungan.
B. Klasifikasi traktor
Klasifikasi
traktor berdasarkan fungsinya:
- Crawler tractor, yaitu traktor dengan roda rantai
- Standard row crop, umum digunakan di berbagai perkebunan
- High clearance, traktor dengan jarak antara badan traktor dan tanah (ground clearance) yang tinggi, cocok untuk perkebunan sayuran atau perawatan tunas
- Orchard, traktor yang digunakan di wilayah perkebunan pepohonan yang besar, ukurannya cukup ramping dan mudah membelok
- Multipurpose, dapat digunakan untuk berbagai keperluan
- Lawn and garden, untuk kebun
- Tree skidder, digunakan untuk menarik kayu yang baru ditebang
- Skid steer loader, memiliki loader di depannya
- Four wheel drive with front steering wheel, traktor 4WD yang roda depannya lebih kecil dari roda belakang. Traktor tipe ini memiliki traksi yang besar sehingga memiliki tarikan yang kuat.
- Four wheel drive with equal sized wheel and articulated steel framing. Roda depan dan belakang traktor ini sama besarnya, bisa digunakan untuk lahan yang berat.
Klasifikasi
berdasarkan daya penggeraknya:
- Traktor mikro, <17 tenaga kuda (horsepower)
- Traktor mini, 17-29 hp
- Traktor sedang, 29-60 hp
- Traktor besar, 60-107 hp
- Traktor sangat besar, >107 hp
1 hp = 745.65 W
Klasifikasi
berdasarkan alat traksi:
- Crawler traktor, yaitu traktor yang penggeraknya berupa roda rantai. Roda rantai yaitu tipe penggerak yang berupa sabuk atau rantai panjang dan lebar yang kedua ujungnya saling terhubung dan digerakkan dengan banyak roda gigi di dalamnya. Contoh umum kendaraan dengan penggerak rantai adalah tank dan buldozer. Traktor tipe ini bisa digunakan pada tanah yang kering dan berpasir atau tanah bersalju di mana roda biasa memiliki risiko untuk selip. Bahan yang digunakan untuk membuat sabuk atau rantai biasanya berupa baja atau karet. Yang saat ini umum digunakan adalah yang terbuat dari karet, karena memiliki elastisitas yang cukup sehingga menngurangi terjadinya pemadatan tanah.
- Wheel tractor, yaitu traktor yang digerakkan dengan roda yang berbentuk bulat yang umumnya terbuat dari karet. Ini adalah tipe traktor yang paling umum digunakan. Ukuran roda dapat bervariasi tergantung keperluan dan posisi roda, namun umumnya besar dan lebar untuk mencegah terjadinya pemadatan tanah karena besarnya tekanan roda terhadap tanah. Untuk penggunaan di lahan basah seperti persawahan, roda yang digunakan umumnya roda sangkar (cage wheel) untuk memungkinkan terjadinya traksi.
- Half track tractor, yaitu traktor yang bisa digerakkan dengan roda maupun roda rantai sesuai keperluan.
Konstruksi utama traktor yaitu:
- Mesin sebagai sumber penggerak
- Transmisi daya, biasanya berupa roda gigi, sabuk dan sproket, atau kombinasi keduanya
- Alat penggerak, yaitu roda, roda rantai, dsb
- Alat pengendali, yaitu berupa kemudi, kopling, kopling kemudi, rem, dsb
- Alat yang bekerja, yaitu implemen atau trailer yang ditarik
Roda traktor bisa diberi pemberat untuk memperbesar traksi. Traktor
juga diberi pemberat pada bagian depannya untuk menyeimbangkan traktor,
terutama setelah dipasangkan implemen.
C. Mesin
Mesin traktor berupa mesin diesel dengan satu silinder (untuk
traktor roda dua) atau banyak silinder (untuk traktor roda empat), dengan
konfigurasi silinder in line maupun V type. Penggunaan mesin
diesel karena untuk keluaran daya yang sama, mesin diesel mengkonsumsi bahan
bakar lebih sedikit dibandingkan mesin bensin. Tipe pendistribusian bahan bakar
yang umum adalah in line injection pump atau dengan menggunakan distributor.
Traktor modern umumnya dilengkapi turbocharger. Tipe pendingin yang
digunakan di wilayah beriklim sedang
umumnya adalah berpendingin udara yang dilengkapi dengan kipas yang tenaganya
bersumber dari putaran poros mesin. Hal ini dimungkinkan karena temperatur
udara di sana cukup untuk mendinginkan mesin. Untuk wilayah beriklim tropis,
pendingin yang digunakan adalah bertipe radiator, karena udara di wilayah
beriklim tropis cukup panas dan tidak cukup untuk mendinginkan mesin diesel.
Sistem penyaluran tenaga Sistem
transmisi traktor roda empat
D.
Efisiensi
penyaluran daya pada traktor
Fungsi sistem penyaluran tenaga adalah untuk menyalurkan tenaga dari
mesin ke roda, poros PTO, pompa hidrolik untuk menggerakan three point hitch,
dan lain-lain pada berbagai tingkat putaran. Sistem transmisi traktor
dilengkapi dengan diferential gear dan diferential lock. Diferential
gear adalah roda gigi yang menjadikan kedua sisi roda (kanan dan kiri)
berputar dengan kecepatan yang berbeda. Hal ini dimungkinkan untuk kemudahan
berbelok; jika ingin berbelok ke kanan, maka roda sebelah kanan akan berputar
dengan kecepatan lebih rendah dari roda seelah kiri, begitu pula sebaliknya.
Sedangkan diferential lock adalah alat yang menjadikan kedua sisi roda berputar
secara bersamaan bila salah satu roda mengalami selip. Untuk kebutuhan kendali
dan memudahkan berbelok, umumnya kedua sisi roda tidak berputar secara
bersamaan.
Titik gandeng (hitch point)
Bagian belakang traktor.
Perhatikan adanya three point hitch, drawbar, dan PTO shaft
Titik gandeng yaitu titik yang menggandengkan implemen atau trailer
dengan traktor. Ada dua tipe titik gandeng yaitu tipe drawbar dan tipe three
hitch point. Fungsi titik gandeng
- menyalurkan gaya dari traktor-implemen
- mengatur pergerakan dan posisi relatif antara traktor dan implemen
- mempermudah pertukaran implemen
Tipe drawbar hanya digunakan untuk menarik trailer. Sedangkan
tipe three point hitch digunakan untuk menarik implemen yang memiliki
sambungan sebanyak tiga buah yang sesuai dengan tipe sambungan three point
hitch. Umumnya tipe sambungan three point hitch lebih stabil namun
kaku dan tidak fleksibel letika membelok sehingga implemen yang tersambung
perlu diangkat untuk sementara ketika traktor membelok.
Bagian-bagian three point hitch terdiri dari top link dan dua lower
link. Lower link terhubung dengan sistem hidrolik yang memungkinkan lower link
bergerak dan mengangkat implemen ketika tidak digunakan. Power take
off (PTO) shaft, yaitu poros yang berguna
untuk menyalurkan daya mesin keluar dari traktor. Umumnya, poros PTO keluar
dari ujung belakang traktor. Manfaat poros PTO ini sangat bervariasi,
diantaranya memberikan tenaga untuk implemen yang ditarik hingga menggerakkan
mesin bor. Kecepatan PTO yang umum digunakan adalah 540 RPM dan 1000 RPM.
Aplikasi dan variasi penggunaan traktor
Secara garis
besar, manfaat traktor roda empat yaitu:
- Menarik dan menggerakkan alat pengolah tanah
- Menarik mesin penanam (transplanter)
- Menarik mesin pemupuk
- Menarik mesin penyemprot, boom sprayer, dsb
- Menarik trailer
- Penggerak mesin lainnya
Salah satu tipe implemen traktor
Yang harus
diperhatikan dalam memilih traktor yaitu:
- Pekerjaan apa yang ingin dilakukan
- Tipe implemen apa yang ingin digunakan
- Jenis lahan yang akan dilalui (lahan kering, sawah, hutan, padang rumput, semak-semak, dsb)
- Jam kerja pertahun
- Luas lahan yang digarap
Semua faktor di
atas mempengaruhi kinerja traktor, hasil, dan biaya. Traktor dengan roda rantai
tidak bisa digunakan di lahan sawah. Lahan yang sempit sebaiknya digunakan
traktor roda dua, karena traktor roda empat memiliki biaya operasional yang
tinggi dan hanya cocok digunakan untuk lahan yang luas dengan jam kerja yang
banyak.
Yang paling
umum adalah penggunaan traktor sebagai alat mekanisasi pertanian. Traktor
pertanian digunakan untuk menarik atau mendorong instrumen pertanian atau
trailer. Berbagai variasi dan spesialisasi traktor telah dikembangkan,
diantaranya yang paling umum adalah instrumen untuk memanen yang umum digunakan
di lahan gandum yang luas. Selain untuk memanen, ada
juga yang didesain untuk menanam, mengolah dan memperbaiki lahan, atau
pengangkut hasil pertanian.
Daya tahan dan
kekuatan mesin dari traktor membuatnya sangat pas untuk kebutuhan konstruksi
bangunan dan jalan. Traktor bisa dipasangkan dengan lengan penggaruk, dozer
blade, backhoe, dan lain sebagainya. Traktor tipe ini umumnya tipe track
tractor.
Penggunaan
traktor lainnya adalah sebagai penarik pesawat terbang di bandara, pengangkut kendaraan
militer, pengangkut beban berat dalam jumlah besar yang umum
terdapat di pertambangan batu bara terbuka,
dan lain sebagainya. Yang terbesar adalah traktor pembawa roket
peluncur dan pesawat ulang alik
yang dimiliki NASA, dan Bagger
yang digunakan dalam penambangan batu bara di Jerman.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.uk/url?sa=t&source=web&cd=10&ved=0CHAQFjAJ&url=http%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FTraktor&rct=j&q=bagian-bagian%20mesin%20traktor&ei=cTkwTZCqPMvKrAegq9z_CA&usg=AFQjCNFkiD_pGZpF4AXqKtD5HqfeXwlOdg&cad=rja