PRAKTIKUM
ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
RIZAL PILTRANS SILABAN
NPM : 11710001
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
2013
ORGANISME
PENGGANGGU TUMBUHAN
A.
Defenisi Serangga
Serangga (disebut
pula Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari hewan
beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka
disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti "berkaki
enam"). Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut entomologi. Serangga termasuk dalam kelas insekta
(subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera
(misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut,
lebah, dan tabuhan), dan Lepidoptera (misalnya kupu-kupu dan ngengat). Kelompok
Apterigota terdiri dari 4 ordo karena semua serangga dewasanya tidak memiliki
sayap, dan 25 ordo lainnya termasuk dalam kelompok Pterigota karena memiliki
sayap. Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang
sangat tinggi. Ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali sukses
berkolonisasi di bumi. Dimana dari ordo serangga yang ada dapat dilihat sebagai
berikut, yaitu:
ORDO SERANGGA
ORDO ORTHOPTERA
o
Berasal dari kata orthos yang
artinya”lurus” dan pteron artinya “sayap”.
o
Golongan serangga ini sebagian
anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya
yang bertindak sebagai predator.
o
Sewaktu istirahat sayap bagian
belakangnya dilipat secara lurus dibawah sayap depan.
o
Sayap depan mempunyai ukuran
lebih sempit daripada ukuran sayap belakang.
o
Alat mulut nimfa dan imagonya
menggigit-mengunyah yang ditandai adanya labrum, sepasang mandibula, sepasang
maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan
palpus labialisnya.
o
Tipe metamorfosis ordo ini
adalah paurometabola yaitu terdiri dari 3stadia (telur-nimfa-imago).
Beberapa
contoh serangga jenis ordo orthoptera :
a) belalang
kayu (Valanga nigricornis Burn.);
b) belalang
pedang (Sexava spp.);
ORDO HEMIPTERA
o
Hemi artinya
“setengah” dan pteron artinya “sayap”. Beberapa jenis serangga dari ordo
ini pemakan tumbuhan dan adapula sebagai predator yang mengisap tubuh
serangga lain.
o
serangga ini mempunyai ukuran
tubuh yang besar serta sayap depannya mengalami modifikasi, yaitu setengah
didaerah pangkal menebal, sebagiannya mirip selaput, dan syap belakang seperti
selaput tipis.
o
Paurometabola merupakan tipe
perkembangan hidup dari ordo ini yang terdiri dari 3 stadia yaitu telur >
nimfa > imago.
o
Tipe mulut menusuk-mengisap
yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan stylet yang berfungsi
sebagai alat pengisap. Nimfa dan imago merupakan stadium yang bisa merusak
tanaman.
Beberapa
contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah :
a) kepik buah
jeruk (Rynchocoris poseidon Kirk);
b) hama
pengisap daun teh, kina, dan buah kakao (Helopeltis antonii);
ORDO HOMOPTERA
o
Homo artinya
“sama” dan pteron artinya “sayap” serangga golongan ini mempunyai sayap
depan bertekstur homogen.
o
Sebagian dari serangga ini
mempunyai dua bentuk, yaitu serangga bersayap dan tidak bersayap.
o
Misalnya kutu daun (Aphis
sp.) sejak menetas sampai dewasa tidak bersayap.
o
Namun bila populasinya tinggi
sebagian serangga tadi membentuk sayap untuk memudahkan untuk berpindah
habitat.
o
Tipe perkembangan hidup
serangga ini adalah paurometabola (telur-nimfa-imago).
Jenis
serangga ini, antara lain;
a.
wereng coklat (Nilaparvta lugens);
b.
wereng hijau (Nephotettix apicalis);
ORDO LEPIDOPTERA
o
Berasal dari kata lepidos
“sisik” dan pteron artinya “sayap”. Tipe alat mulut dari ordo
o
lepidoptera
menggigit-mengunyah tetapi pada imagonya bertipe mulut menghisap.
Perkembangbiakannya bertipe “holometebola” (telur-larva-pupa-imago).
o
Larva sangat berpotensi
sebagai hama tanaman, sedangkan imagonya(kupu-kupu dan ngengat) hanya
mengisap madu dari tanaman jenis bunga-bungaan. Sepasang sayapnya mirip membran
yang dipenuhi sisik yang merupakan modifikasi dari rambut.
Yang
termasuk jenis serangga dari ordo ini,antara lain
a) ulat daun
kubis (Plutella xyllostella);
b) kupu-kupu
pastur (Papilio memnon L);
ORDO COLEOPTERA
o
Coleos artinya
“seludang” pteron “sayap”.
o
Tipe serangga ini memiliki
sayap depan yang mengeras dan tebal seperti seludang berfungsi untuk menutup
sayap belakang dan bagian tubuh.
o
Sayap bagian belakang
mempunyai struktur yang tipis. Perkembangbiakan ordo ini bertipe “holometabola”
atau metamorfosis sempurna yang perkembangannya melalui stadia : telur – larva
– kepompong (pupa) – dewasa (imago).
o
Tipe alat mulut nyaris sama
pada larva dan imago (menggigit-mengunyah) jenisnya bentuk tubuh yang beragam
dan ukuran tubuhnya lebih besar dari jenis serangga lain.
o
Anggota-anggotanya sebagian
sebagai pengganggu tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai pemangsa
serangga jenis yang berbeda.
Serangga
yang yang merusak tanaman, antara lain:
a) kumbang
kelapa (Oryctes rhinoceros L.);
b) kumbang daun
kangkung, semangka, dan terung (Epilachna sp.);
ORDO DIPTERA
o
Di artinya “dua” dan pteron artinya
“sayap” merupakan bangsa lalat, nyamuk meliputi serangga pemakan tumbuhan,
pengisap darah, predator dan parasitoid.
o
Serangga dewasa hanya memiliki
satu pasang sayap di depan, sedangkan sayap belakang telah berubah menjadi
halter yang multifungsi sebagai alat keseimbangan, untuk mengetahui arah angin,
dan alat pendengaran.
o
Metamorfosisnya
“holometabola” (telur-larva-kepompong –imago). Larva tidak punya tungkai,
dan meyukai tempat yang lembab.
o
tipe mulutnya
menggigit-mengunyah, sedangkan imago bertipe mulut menusuk-mengisap atau
menjilat-mengisap.
Jenis
serangga golongan ini, antara lain :
a) lalat buah (Bactrocera
sp.);
b) lalat bibit
kedelai (Agromyza phaseoli Tryon)
ORDO
HYMENOPTERA
o
Ciri-ciri ordo Hymenoptera
:
o
Mempunyai dua pasang sayap,
tipis seperti selaput.
o
Tipe mulut menggigit dan
menjilat.
Contoh:
a) Apis indica (lebah
madu, biasa dipelihara manusia)
b) Apis dorsata
(lebah madu yang hidup di lubang kayu)
B.
Tipe-Tipe Alat
Mulut Serangga
1)
Tipe alat mulut
menggigit-mengunyah terdiri dari :
§ Labrum, berfungsi untuk memasukkan
makanan ke dalam rongga mulut.
§ Epifaring, berfungsi sebagai pengecap.
§ Mandibel, berfungsi untuk mengunyah,
memotong, atau melunakkan makanan.
§ Maksila, merupakan alat bantu untuk
mengambil makanan. Maxila memiliki empat cabang, yaitu kardo, palpus,
laksinia, dan galea.
§ Hipofaring, serupa dengan lidah dan tumbuh
dari dasar rongga mulut.
§
Labium, sebagai bibir bawah bersama bibir atas berfungsi untuk menutup atau
membuka mulut. Labium terbagi menjadi tiga bagian, yaitu mentum, submentum,
dan ligula. Ligula terdiri dari sepasang glosa dan sepasang paraglosa.
Contoh serangga
dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah yaitu ordo Coleoptera, Orthoptera,
Isoptera, dan Lepidoptera.
2)
Tipe alat mulut
mengunyah-menghisap
§
Tipe alat mulut
ini diwakili oleh tipe alat mulut lebah madu Apis cerana (Hymenoptera, Apidae)
merupakan tipe kombinasi yang struktur labrum dan mandibelnya serupa dengan
tipe alat mulut menggigit mengunyah, tapi maksila dan labiumnya memanjang dan
menyatu.
§
Glosa merupakan
bagian dari labium yang berbentuk memanjang sedangkan ujungnya menyerupai lidah
yang berbulu disebut flabelum yang dapat bergerak menyusup dan menarik untuk
mencapai cairan nektar yang ada di dalam bunga.
3)
Tipe alat mulut
menjilat-mengisap
§ Tipe alat mulut ini misalnya pada alat mulut lalat (Diptera).
§ Pada bagian bawah kepala terdapat labium yang bentuknya berubah menjadi
tabung yang bercelah.
§
Ruas pangkal
tabung disebut rostrum dan ruas bawahnya disebut haustelum.
§
Ujung dari
labium ini berbentuk khusus yang berfungsi sebagai pengisap, disebut labellum
4)
Tipe Alat Mulut-Mengisap
§ Tipe alat mulut ini biasanya terdapat pada ngengat dan kupu-kupu dewasa
(Lepidoptera) dan merupakan tipe yang khusus, yaitu labrum yang sangat kecil,
dan maksila palpusnya berkembang tidak sempurna.
§
Labium
mempunyai palpus labial yang berambut lebat dan memiliki tiga segmen.
§
Bagian alat
mulut ini yang dianggap penting dalam tipe alat mulut ini adalah probosis yang
dibentuk oleh maksila dan galea menjadi suatu tabung yang sangat memanjang dan
menggulung.
5)
Tipe Alat Mulut
Menusuk-Mengisap
§ Kepik, mempunyai alat mulut menusuk mengisap, misalnya Scotinophara
(Heteroptera).
§ Alat mulut yang paling menonjol adalah labium, yang berfungsi menjadi
selongsong stilet
§
Ada empat
stilet yang sangat runcing yang berfungsi sebagai alat penusuk dan mengisap
cairan tanaman.
§
Keempat stilet
berasal dari sepasang maksila dan mandibel ini merupakan suatu perubahan bentuk
dari alat mulut serangga pengunyah.
C.
Gejala Serangan
Hama Serangga
Bentuk Gejala serangan serangga hama diantaranya ditentukan oleh jenis hama
dan tipe alat mulut dari serangga hama tersebut. Berikut ini adalah contoh
gejala serangan serangga hama menurut ordo serangga.
Ø Ordo Lepidoptera (kupu-kupu & ngengat)
Dari
ordo ini yang banyak merusak tanaman adalah larvanya (ulat). Tipe alat mulut
larva menggigit-mengunyah. Akibat serangannya ialah bagian organ tanaman hilang
atau rusak, pertumbuhan tidak normal, bahkan dapat menimbulkan kematian tanaman
atau bagian tanaman.
Ø Ordo Hemiptera (kepik)
Tipe
alat mulut ordo Hemiptera adalah menusuk-mengisap. Bagian tanaman yang diserang
akan mengalami kehilangan cairan sel. Bekas tusukan bisa menimbulkan nekrosa
(kematian jaringan tanaman).
Ø Ordo Orthoptera (belalang)
Tipe
alat mulut ordo Orthoptera adalah menggigit-mengunyah. Akibat serangan
hama ordo ini ialah bagian organ tanaman, terutama daun, mengalami kerusakan,
bolong-bolong sehingga kemampuan fotosintesis berkurang.
Ø Ordo Thysanoptera (thrips)
Tipe
alat mulut ordo Thysanoptera adalah memarut-mengisap atau menusuk-mengisap.
Serangan sering diikuti dengan masuknya udara ke dalam sel-sel yang telah
diisap cairannya, sehingga tampak berwarna putih seperti perak.
Ø Ordo Homoptera (aphid)
Tipe
alat mulut hama ordo Homoptera adalah menusuk-mengisap. Akibat serangan hama
ini tanaman mengalami kehilangan cairan sel sehingga warna daun menguning. Pada
serangan berat, tanaman tampak seperti terbakar.
Ø Ordo Diptera (lalat)
Stadium
hama yang banyak merugikan tanaman adalah larvanya. Larva ordo Diptera sering disebut belatung atau
tempayak. Tipe alat mulut tempayak adalah menggigit-mengunyah. Umumnya tempayak
menyerang tanaman dengan cara menggerek dan masuk ke bagian dalam tanaman,
kemudian memakan bagian dalam tanaman tersebut. Akibat serangannya bisa menim-bulkan perubahan bentuk,
pembusukan, atau pertumbuhan tanaman ter-hambat (kerdil).
Ø Ordo Coleoptera (kumbang)
Tipe
alat mulut ordo Coleoptera adalah menggigit-mengunyah. Akibat serangan hama
ordo ini ialah bagian organ tanaman hilang atau mengalami kerusakan.
Gejala serangan
khas beberapa serangga hama penting, dibahas pada Sub Pokok Bahasan: Serangga
Hama Penting Tanaman Pertanian.
D.
Struktur Tubuh
Serangga dan Serangga
Anatomi serangga betina:
A- Kepala (caput) B- Dada (thorax) C- Perut (abdomen)
A- Kepala (caput) B- Dada (thorax) C- Perut (abdomen)
1. antena
2. ocelli (bawah)
3. ocelli (atas)
4. mata majemuk
5. otak (ganglia otak)
6. dada depan (prothorax)
7. pembuluh darah dorsal
8. saluran trakea (ruas-ruas dengan spirakulum)
9. dada tengah (mesothorax)
10. dada belakang (metathorax)
11. sayap depan
12. sayap belakang
13. perut
14. jantung
15. ovarium
16. perut belakang (usus, rektum, anus)
17. anus
18. vagina
19. berkas saraf (ganglia perut)
20. saluran Malpighia
21. tungkai dada
22. cakar pengait
23. tarsus
24. tibia
25. femur
26. trochanter
27. perut depan
28. ganglion dada
29. coxa
30. kelenjar ludah
31. ganglion suboesophagus
32. mulut
2. ocelli (bawah)
3. ocelli (atas)
4. mata majemuk
5. otak (ganglia otak)
6. dada depan (prothorax)
7. pembuluh darah dorsal
8. saluran trakea (ruas-ruas dengan spirakulum)
9. dada tengah (mesothorax)
10. dada belakang (metathorax)
11. sayap depan
12. sayap belakang
13. perut
14. jantung
15. ovarium
16. perut belakang (usus, rektum, anus)
17. anus
18. vagina
19. berkas saraf (ganglia perut)
20. saluran Malpighia
21. tungkai dada
22. cakar pengait
23. tarsus
24. tibia
25. femur
26. trochanter
27. perut depan
28. ganglion dada
29. coxa
30. kelenjar ludah
31. ganglion suboesophagus
32. mulut
Fungsi dari bagian struktur
serangga:
1. Kepala mencakup:
Satu pasang
mata facet (majemuk), mata tunggal (ocellus), dan satu pasang antena sebagai
alat peraba.
Alat mulut
yang disesuaikan untuk mengunyah, menghisap, menjilat dan menggigit. Bagian
mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang depan (maksila), dan
bibir atas (labrum) serta bibir bawah (labium)
2. Dada (thorax)
Terdiri atas tiga ruas yaitu prothorax,mesothorax dan
metathorax.
Pada
masing-masing ruas terdapat sepasang kaki. Kaki insek memiliki banyak variasi
bentuk sesuai dengan fungsinya yakni:
a. kaki untuk menggali (anjing tanah)
b. kaki untuk meloncat (belalang)
c. kaki untuk berenang (kumbang air)
d. kaki untuk pengumpul serbuk sari
e. kaki untuk berjalan (kumbang tanah)
f. kaki untuk memegang (belalang sembah)
a. kaki untuk menggali (anjing tanah)
b. kaki untuk meloncat (belalang)
c. kaki untuk berenang (kumbang air)
d. kaki untuk pengumpul serbuk sari
e. kaki untuk berjalan (kumbang tanah)
f. kaki untuk memegang (belalang sembah)
Pada setiap
mesotoraks dan metatoraks terdapat dua pasang sayap, tetapi ada pula yang tidak
memiliki sayap.
3. Perut (abdomen)
Memiliki 11
ruas atau beberapa ruas saja. Pada insek betina (belalang misalnya), bagian
belakang perut terdapat ovipositor yang berfungsi untuk meletakkan telurnya dan
spirakel sebagai alat pernafasan (respirasi) serangga.
Beberapa
pengetahuan ain yang perlu diketahui:
Alat
pencernaan terdiri atas: mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, usus, rektum
dan anus. Sistem saraf tangga tali. Sistem pernafasan dengan sistem trakhea
Sistem peredaran darah terbuka. Alat kelamin terpisah (jantan dan betina),
pembuahan internal.
Tempat hidup di air tawar dan darat.
Tempat hidup di air tawar dan darat.
E.
Pola
Perkembangan Serangga
Pola perkembangan serangga sebagai berikut:
1. Metamorfosis tidak sempurna
(Hemimetabola)
Metamorfosis tidak sempurna adalah metamorfosis yang
melalui tahap telur yang menetas menjadi nimfa, kemudian tumbuh dan berkembang
menjadi imago (dewasa). Contoh hewan yg mengalami metamorfosis hemimetabola:
kucing. ayam, belalang, kecoak, dan lain lainnya.
Contoh gambar:
2. Metamorfosis sempurna (Homometabola)
Pada holometabola, larva sangat berbeda dengan
dewasanya. Serangga yang melakukan holometabola melalui fase larva, kemudian
memasuki fase tidak aktif yang disebut pupa, atau chrysalis, dan akhirnya
menjadi dewasa (imago). Holometabola juga dikenal dengan metamorfosis
sempurna. Urutan proses metamorfosis sempurna ialah telur–larva–pupa–imago
(dewasa). Contoh hewan yg mengalami metamorfosis homometabola: kupu-kupu,
katak, nyamuk, lalat, dan lain-lain.
F.
Cara Pengendalian Hama Serangga
Cara pengendalian serangga dilakukan
dengan beberapa cara sebagai berikut:
a)
Pengendalian dengan
undang-undang atau peraturan
Tindakan
karantina adalah tindakan dari pemerintah untuk mencegah masuk atau tersebarnya
organisme pengganggu tanaman berbahaya dengan berdasarkan pertaturan
perundang-undangan yang berlaku. Contoh peraturan tersebut adalah undang-undang
no.2 tahun 1961 tentang pengeluaran dan pemasukan tanaman dan bibit tanaman
yang merupakan landasan hukum pelaksanaan karantina tanaman di Indonesia. Berikut
dicontohkan masuknya serangga hama dari suatu Negara ke Negara lain dan
akhirnya menimbulkan kerusakan dan kerugian pada bidang pertanian adalah Penggerek
buah, Anthonomus grandis (Coleoptera; Curculionidae), berasal dari
Meksiko dan pertamakali terlihat kehadirannya di Amerika serikat pada tahun
1908. Sejak itu serangga hama ini merupakan perusak kapas yang paling ganas di
Amerika Serikat.
b)
Pengendalian secara kultur
teknik
Pada prinsipnya usaha yang termasuk dalam pengendalian secara kultur teknik
ini adalah semua cara pengendalian dengan memanfaatkan lingkungan guna menekan
populasi serangga hama. Usaha-usaha tersebut mencakup pengolahan tanah dan
pengairan, pergiliran tanam, tumpang sari, pemupukan yang optimum, penanaman
tanaman perangkap, sanitasi, pengaturan pola tanam, penggunaan mulsa, dan
penggunaan varietas tahan.
c)
Pengendalian secara fisik dan mekanik
Untuk dapat menerapkan pengendalian secara fisik dan
mekanik dengan baik, maka pengetahuan yang menyeluruh tentang biologi dan
ekologi serangga hama perlu dimiliki terlebih dahulu. Hal itu perlu dilakukan
mengingat setiap jenis serangga memiliki batas toleransi yang berbeda-beda
terhadap faktor lingkungan fisik, seperti temperatur, kelembaban, bunyi,
cahaya, dll. Tanpa pengetahuan yang lengkap tentang biologi dan ekologi suatu
jenis hama, kemungkinan besar kita hanya mengeluarkan biaya, waktu dan tenaga
yang besar tetapi serangga hama yang terbunuh atau tertangkap hanya sedikit.
d)
Pengendalian secara hayati
Pengendalian secara hayati adalah pengendalian
serangga hama dengan cara biologi, yaitu dengan memanfaatkan musuh-musuh alami
(agensia pengendali biologi), seperti predator, parasit dan pathogen.
Pengendalian hayati dalam pengertian ekologi diartikan sebagai pengaturan
populasi organisme dengan musuh-musuh alam sehingga kepadatan populasi
organisme tersebut berada di bawah rata-ratanya dibandingkan bila tanpa
pengendalian.
e)
Teknik Serangga Mandul
Prinsip dasar TSM adalah membunuh populassi serangga
dengan serangga itu sendriri (autocidal technique). Teknik ini meliputi
iradiasi terhadap koloni serangga vektor pada berbagai stadium dan kemudian
secara periodik dilepas ke lapangan atau lokasi yang diperkirakan serangga
vektor cukup potensial. Tingkat keberhasilan teknik ini dari perkawinan antara
serangga mandul dan serangga fertil menjadi semakin besar dari generasi pertama
ke generasi berikutnya. Apabila seekor betina hanya kawin satu kali, dalam
perkawinan tersebut dengan serangga jantan yang mandul, maka keturunan tidak
akan terbentuk. Serangga jantan mandul dilepas di lapangan dengan harapan bisa
bersaing dengan jantan normal alam dalam berkopulasi dengan serangga betina.
Serangga betina yang telah berkopulasi dengan jantan mandul dapat bertelur,
tetapi telurnya tidak dapat menetas. Apabila pelepasan serangga jantan mandul
dilakukan secara terus-menerus, maka populasi serangga di lokasi pelepasan
menjadi sangat rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar